Lewat HANDEP, Randi Bangkitkan Perekonomian Daerah
Artikel ini sebelumnya telah dipublikasikan di tempo.co pada 16 Juli 2021.
Potensi sumber alam Kalimantan Tengah yang beragam menginspirasi Randi Julian Miranda pada 2018 membangun brand bernama HANDEP (Handmade Ethical Product) yang bergerak di bidang fashion ramah lingkungan dan produk agrikultur dengan konsep social enterprise.
Pemuda berusia 29 tahun tersebut memilih konsep social enterprise karena usaha yang ia bangun tidak hanya demi mencari keuntungan semata, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Randi prihatin terhadap ketidakadilan yang dialami masyarakat Dayak dari dampak eksploitasi tambang serta hasil hutan yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar.
Produk HANDEP diproduksi dengan memanfaatkan bahan alami berupa rotan dan proses pengerjaan yang ramah lingkungan. Produk akhirnya berupa fashion seperti tas, topi, keranjang, dan aksesoris lainnya.
“HANDEP sendiri menggunakan konsep sustainable fashion yang bertujuan untuk membantu menjaga lingkungan serta pelestarian hutan dan budaya masyarakat di Kalimantan Tengah. Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah sendiri mempunyai tradisi menganyam rotan dengan motif tribal ciri khas Dayak yang sangat unik, potensi ini bisa dikembangkan menjadi produk yang dapat memperkenalkan keunikan dan ciri khas suku Dayak,” jelas Randi. Selain itu, untuk setiap pembelian 1 produknya, HANDEP menanam 1 pohon di hutan masyarakat di desa-desa mitranya.
Melalui pemberdayaan masyarakatnya, Randi mengembangkan potensi ini agar mereka mampu membuat anyaman rotan yang dikemas dengan sentuhan modern sehingga dapat dipasarkan sebagai produk fashion buatan tangan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab.
Selain produk fashion, HANDEP juga mengembangkan produk-produk home décor seperti leranjang, hiasan dinding, kap lampu, dan lain-lain dan pertanian organik seperti beras organik dan madu hutan. Kehadiran HANDEP diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal, terutama para perempuan dan petani kecil, agar mereka memiliki pendapatan serta ekonomi yang stabil, pungkas Randi.
Hingga saat ini, HANDEP sudah memiliki sekitar 200 pengrajin dan petani rotan yang keseluruhannya merupakan masyarakat asli Kalimantan Tengah dan mendapatkan penghasilan tetap dari usaha kerajinan tersebut. Di tahun 2021 ini, Handep juga merangkul sekitar 200 pengrajin bambu di Kawasan Bali Aga di Bali Utara dan pengrajin di Kabupaten Pandegelang, Banten.